-->
Powered by Blogger.

Ketika Pengemis Berbicara

Oleh: Naufal Fauzy

BANDUNG, Jurnalc: Tua dan renta,adalah kesan pertama ketika melihat sosok nenek tua di pojok trotoar perempatan buah batu.Dengan wajah kusamnya,nenek tua itu duduk sambil menunggu orang yang lalu-lalang dan berharap ada yang memberinya uang.
(Foto: Web)
Sumyati(69 tahun),di usianya yang telah senja ia menjelaskan bahwa sebuah keterpaksaan ketika ia menjadi pengemis,karena fisiknya sudah renta, dia tak punya pilihan lain selain menjadi pengemis.
Nenek asli Sukabumi ini,mengaku dirinya sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi,suaminya sudah meninggal sejak tahun 2005,dan dirinya juga tidak memiliki anak,saudara laki-laki satu-satunyapun telah meninggal sepuluh tahun yang lalu.

Setiap harinya sumyati mengemis seperti pengemis yang lainnya.Nenek yang mengemis sejak 5 tahun lalu ini,mengaku bahwa  sehari rata-rata ia hanya mendapat 6 ribu-b ribu,dan unutk makan sehari-hari dirinya hanya membeli nasi bungkus 3 ribuan.Dirinya bersyukur,tidak sakit-sakitan walau dirinya harus kepanasan dan tidak memiliki apa-apa,namun ia berusaha menjaga dirinya dengan selendang pemberian orang pada saat hari raya idul fitri tahun lalu

Nenek yang tiap harinya mulai mangkal ditepi trotoar Buah batu ini mengaku bahwa ia mulai mengemis dari jam 3 sore hingga jam 10 malam, namun dihari jum’at ia mulai mengemis dari jam 10 pagi hingga jam 5 sore. Pernah sekali dirazia,namun dirinya mengaku tidak betah tinggal ditempat rehabilitas,karena terlalu banyak aturan,sedangkan saya sudah tua,ia ingin hidup tenang dan lebih senang seperti sekarang ini.

“saya ingin pemerintah adil dalam menangani masalah pengemis seperti saya,yang saya tahu,bahwa riap warga negara berhak mendapat kehidupan yang layak,namun kenyataannya saya tidak mendapat keadilan,saya merasa sekarang hidup tidak adil,yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin”,katanya dengan berlinang air mata.

“Bila teman yang lain, seperti kuli panggul,saya ingin seperti mereka,namun tubuh saya tak mungkin lagi mampu mengangkat beban berat seperti mereka. Saya juga kasihan pada teman yang senasib dengan saya,jadi saya berharap jangan ada lagi pengemis seperti saya, karena saya tak ingin ada orang lain lagi yang merasakan penderitaan seperti saya sekarang ini," ujarnya dengan rauk muka penuh kesedihan. (MO)

0 comments:

Post a Comment