-->
Powered by Blogger.

Pemuda dengan Semangat Kerja yang Tinggi

Oleh: Muhamad Faisal Al'ansori 

BANDUNG, Jurnalc: Ia menjual barang dagangannya dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan di toko atau swalayan.
Aef sedang melayani salah satu pelanggannya (Foto: Muhamad Faisal Al'ansori)
Kumandang adzan subuh bergema. Langit masih menampakkan wajahnya yang gelap. Namun sang surya dengan perlahan segera menampakkan wajahnya. Sang surya segera keluar dari sarangnya di ufuk timur nan jauh disana. Detik demi detik, menit demi menit pun berlalu. Surya telah menampakkan wajahnya dengan sinar yang menguning. Memberikan secerca harapan dan semangat bagi salah seorang laki – laki asal tanah Priangan.  

Setelah melaksanakan sholat Subuh, ia mempersiapkan berbagai macam barang dagangannya. Ia berlomba dengan waktu. Ia Berlomba dengan surya. Ia berlomba dengan berbagai pedagang . Kakinya pun tidak sabar untuk segera melangkah dan segera menunggangi sepeda motor kesayangannya ke sebuah tempat yang terletak di timur kota Bandung . 

Dengan perlahan ia bergerak meninggalkan sebuah rumah di daerah Pangaritan, Kecamatan Cipadung, Kota Bandung.  Kiloan meter dilaluinya dengan senyum merekah di bibrnya. Roda sepeda motor kesayangannya pun berhenti di sebuah tempat dimana ia mengais pundi – pundi rupiah. Ia adalah Aef (26), pemuda yang mempunyai semangat untuk terus bekerja dan mencari rejeki yang berkah.

Ia merupakan salah seorang pedagang yang biasa ikut meramaikan Pasar Kaget di Desa Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung. Setibanya di tempat tersebut , ia segera bergegas menggelar barang dagangannya. Ternyata para pedagang yang lain telah mendahuluinya  menggelar lapak di pinggir – pinggir jalan Desa Ciapdung, tepatnya di sekitar Riti Futsal (2/10) .

Menggunakan baju lengan panjang dengan warna merah menyala membuat dirinya semakin gagah. Tidak lupa, sebuah topi warna hitam putih menutup rambutnya yang berwarna hitam pekat selalu setia mendampinginya “Saya mah datangnya suka telat, tapi pulangnya lebih awal daripada mereka (seraya menunjuk pedagang di sekitarnya), ha..ha..ha” celotehnya dengan aksen sunda yang sangat kental.

Ia memang sengaja datang dengan terlambat, namun ia selalu pulang lebih awal karena ia mempunyai aktivitas lain di rumahnya. 4 tahun lebih telah dilaluinya di sebuah tempat dimana ia merenda suka dan duka. Sebuah tempat yang selalu setia menemaninya melayani berbagai pelanggan. “Saya berjualan disini sudah 4 tahun. Namanya usaha pasti ada fase naik dan turun. Terkadang  suatu hari omzet nya sedikit, terkadang  laris. Yang lebih penting adalah kita harus tetap besyukur kepada Allah” kenangnya dengan tatapan mata yang jauh.

“Tidak seperti pedagang yang lainnya, saya berjualan cuma 2 minggu sekali, pedagang yang lainnya rutin setiap hari Minggu. Sehari – hari saya bekerja di sebuah pabrik terkenal di daerah Rancaekek.  Jika hari minggu ada lembur, saya terpaksa tidak dagang dulu” tambahnya seraya melayani salah seorang pelanggannya yang menggunakan pakaian batik bermotif bunga.
Ia selalu menawarkan barang dagangannya dengan ramah menyapa para pembelinya. Terkadang selalu diselingi juga dengan tingkah yang sedikit humor. Tak jarang pembelinya  tertawa melihat tingkah lakunya.  

Aef menjual berbagai macam barang kebuthuan sehari – hari, seperti pasta gigi, sabun mandi, minyak wangi, deterjen, shampo dan yang lainnya. Umumnya para pelanggannya merupakan Ibu Rumah Tangga. Salah seorang pembeli  yang bernama Rini pun berujar “Saya suka membeli barang disini karena harganya lebih murah dibandingkan dengan harga di toko dan di super market” ucapnya seraya merogoh kertas rupiah di dompet mungilnya. “Saya memang menjual barang ini dengan harga yang lebih murah daripada di warung, toko dan swalayan. Hal tersebut bertujuan agar dapat menarik para pengunjung” Aef menjelaskan. 

Seiring bergulirnya waktu, terik mentari semakin tidak bersahabat dengan kulit. Aef pun segera mengemas barang dagangannya. Disaat pedagang lainnya sedang menarik minat para pengunjung, Aef melangkahkan kakinya menuju sepeda motor yang diparkir tidak jauh dari tempat menggelar barang dagangannya. Ia menyalakan motor nya, dan segera meninggalkan Pasar Kaget yang pada saat itu pengunjung sudah mulai lengang.(-MFA-)

2 comments:

  1. Kalimat pembukaan yg brgaya sastawi bangett, palagraf ke-1 yg terdiri dari 7 klimat saya suka.. Good Joob, salam kreatif kawan.. :)

    ReplyDelete